Selasa, 29 Juli 2008


Tugas 3
1. Jelaskan hubungan stress (psiklogis) dengan sakit pada organ lambung (mag / tukak lambung)!

Jiwa dan raga merupakan suatu satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Jika terjadi gangguan pada jiwa juga akan berpengaruh pada raga. Begitu pula sebaliknya jika raganya sakit juga akan mencetuskan terjadinya gangguan jiwa. Oleh karena itu jika seorang dokter mengobati pasien harus selalu ingat mengenai hal tersebut.

Pengertian sehat oleh World Health Organization (WHO) secara tegas menyatakan bahwa sehat bukan saja sehat fisik tapi juga sehat psikologis, social dan spiritual. Konsep ini pun harus selalu dipegang dalam mengobati seseorang.

Stress merupakan factor utama yang bisa menyebabkan terjadinya gangguan kejiwaan yang pada akhirnya dapat mengganggu fisik seseorang. Berbagai gangguan system organ bisa terjadi akibat adanya factor stress tersebut.

Berbagai keluhan yang dapat timbul saat seseorang mengalami stress antara lain sakit kepala, pusing melayang, tangan gemetar, sakit leher, nyeri punggung dan otot terasa kaku, banyak keringat terutama pada ujng-ujung tangan dan kaki, selain itu ujung-ujung tangan dan kaki terasa dingin, gatal-gatal pada kulit tanpa sebab yang jelas, nyeri dada, nyeri ulu hati, mual, perut kembung dan begah serta diare.

Tetapi perlu diperhatikan bahwa gejala-gejala yang timbul ini bisa karena ada penyakit organic, oleh karena itu memang harus dipastikan dulu bahwa tidak ada penyakit organic sampai mendapat kesimpulan kalau keluhan-keluhan yang timbul tersebut karena penyakit psikosomatik.

Berbagai penyakit kronis yang dapat diperberat oleh adanya factor stress antara lain penyakit kencing manis, sakit jantung, stroke, penyakit rematik baik sendi maupun non sendi, gangguan seksual, ganguan buang air kecil, obesitas, kehilangan daya ingat, infertilitas, masalah tyroid, penyakit autoimun, asma bronkiale serta sindrom usus iritabel (irritable bowel syndrome/IBS).
Stres dan Gangguan Pencernaan

Stress sangat berhubungan erat dengan terjadinya gangguan pencernaan baik pencernaan saluran cerna atas maupun saluran cerna bawah. Gangguan saluran pencernaan atas yang sering ditemui sering disebut oleh orang awam sebagai sakit maag. Secara medis istilah sakit maag ini disebut sebagai Dispepsia.
Dispepsia secara terbagi dua, dyspepsia organic dan dyspepsia fungsional. Dyspepsia yang berhubungan dengan factor stress adalah dyspepsia fungsonal Definisi dyspepsia atau sakit maag fungsional mutakhir yang dipublikasi tahun lalu oleh pakar dunia dibidang penyakit lambung ini menyatakan orang yang mempunyai masalah dengan maagnya berupa nyeri atau rasa panas di daerah ulu hati, rasa penuh atau tidak nyaman setelah makan dan rasa cepat kenyang yang telah berlangsung minimal selama 3 bulan dalam rentang waktu selama 6 bulan. Dari definisi ini jelas bahwa tentunya orang mempunyai sakit maag yang fungsional jika merasakan keluhan pada lambung sudah berlangsung lama.

Dispepsia fungsional ini memang sangat berhubungan erat dengan factor psikis. Berbagai penelitian memang telah membuktikan hubungan antara sakit maag fungsional dengan factor stress yang dialami seseorang terutama factor kecemasan (ansietas). Penelitian yang kami lakukan dan penelitian di luar negeri menunjukkan bahwa kejadian sakit maag yang fungsional ini lebih besar dari sakit maag yang organic yaitu mencapai 70-80% kasus sakit maag. Fakta ini menunjukkan bahwa sebagian besar pasien yang datang karena keluhan sakit maag tersebut karena sakit maag fungsional. Tetapi tetap perlu evaluasi dahulu apakah memang seseorang yang mengalami sakit maag tersebut karena sakit maag fungsional dan dicetuskan oleh factor stress atau karena sebab lain. Makanan dan minuman terutama minuman yang beralkohol merupakan salah satu factor yang juga bisa mencetuskan timbulnya gangguan pada maag seseorang. Selain itu factor obat-obatan terutama obat-obatan untuk penghilang rasa sakit bak ini sakit kepala dan sakit sendi juga bisa menimbulkan gangguan pada maag seseorang. Oleh karena itu factor obat-obatan inijuga harus menjadi perhatian.

Pasien sakit maag dimana factor stress sebagai pencetus biasanya mempunyai sifat cepat cemas dan depresif. Hal ini dibuktikan dengan penelitian-penelitian dimana pasien dengan sakit maag fungsional mempunyai tingkat kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang sehat. Keadaan ini timbul karena factor pencetus tertentu dan apabila seseorang telah terbebas dari factor pencetus yang mempengaruhi tingkat stressnya maka keluhan sakit maagnya akan berkurang. Contoh kecil yang sering terjadi adalah apabila seorang mahasiswa atau mahasiswi akan menghadapi ujian akhir maka sakit maagnya akan kambuh dan sakit maagnya ini akan berkurang setelah ujian tersebut selesai.

Bagaimana mengatasi keadaan ini? Jelas selain mengendalikan diri terhadap factor stressor yang terjadi, mereka yang mengalami gangguan maag tersebut perlu mendapat obat-obatan untuk mengontrol asam lambungnya agar gejala sakit maag yang timbul dapat dikontrol. Salain itu obat untuk memperbaki fungsi lambung (prokinetik) dapat diberikan untuk mengurangi gejala yang timbul seperti keluhan cepat kenyang, mual bahkan muntah.

Pada akhirnya walaupun sakit mag bisa berhubungan stress dimana stress dapat mencetuskan keluhan sakit maag, tetapi tetap harus dievaluasi dan dikonsultasikan kedokter apakah sakit maagnya yang terjadi memang semata-mata dicetuskan oleh faktor stress atau ada factor lain yang menyebabkan sakit maag tersebut.

Selain berhubungan dengan sakit maag factor stress juga berhubungan dengan gangguan pencernaan lain dalam hal saluran pencernaan bawah. Gangguan pada pencernaan saluran cerna bawah yang berhubungan dengan faktor stress yaitu sindrom usus sensitive (Irritable Bowel Syndrome/IBS). Pasien dengan IBS ini biasanya merasakan adanya nyeri perut dan tidak nyaman diperut keluhan ini biasanya membaik jika bang air besar dan atau terjadi BAB yang sering serta menjadi encer atau malah buang air besar yang sulit. Pasien dengan IBS tentunya jika dilakukan pemeriksaan dengan peneropongan di usus besar tidak ditemkan kelainan secara struktura. Hal ini juga sering kita temui pada anak remaja kita yang mengalami diare pada saat akan menghadapi ujian.

Kesimpulan

Stress berhubungan dengan berbagai penyakit baik stress sebagi pencetus atau stress tersebut menjadi penyebab langsung. Kenaikan BBM yang baru saja diumumkan oleh pemerintah merupakan faktor stress yang bisa membawa dampak bagi kesehatan. Pengendalian diri, hidup apa adanya dan memasrahkan diri kepada Sang Pencipta merupakan faktor penting bagi kita semua menghadapi kondisi perekonomian yang sedang susah ini yang diperberat oleh kenaikan BBM yang baru saja terjadi ini.

Dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, MMB
Pengurus Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI)
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM



2. Carilah informasi tentang belahan otak kanan!
bagan belahan otak kanan

Dengan adanya usaha pendidikan informal di rumah, pendidikan formal di sekolah, dan pendidikan nonformal di masyarakat, yang semuanya dilaksanakan dengan sinergis dan memiliki visi, diharapkan tujuan pendidikan untuk membentuk manusia seutuhnya dapat tercapai. Model Sistem Pendidikan Bunyan berusaha memberikan kontribusi dalam membangun ummat, antara lain dengan menyiapkan konsep dan program pengembangan sumber daya manusia. Selanjutnya, diharapkan adanya kerja sama berbagai pihak untuk merealisasikan konsep dan program yang telah disiapkan.

Di dalam pandangan Islam, seseorang dapat berkreativitas karena adanya keinginan untuk maju dan keinginan untuk bertahan. Para ahli psikologi aliran humanistik mendefinisikan kreativitas sebagai salah satu aspek kepribadian yang berkaitan dengan aktualisasi diri (Jamaris, 2003). Menurut pandangan tersebut, setiap individu sejak dilahirkan telah memiliki potensi untuk menjadi kreatif. Perkembangan potensi kreatif ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan di sekitar individu tersebut. Apabila lingkungan yang mengelilingi individu memberi kesempatan baginya untuk mewujudkan kreativitas melalui pengembangan potensi yang telah dimilikinya sejak lahir, maka potensi ini akan terwujud dalam aktualisasi diri. Aktualisasi diri dapat diwujudkan dalam berbagai kegiatan, seperti melukis, merancang model, membuat desain, termasuk desain pembinaan masyarakat.

Pendapat lain diungkapkan dalam teori belahan otak (Theory of Hemispheric) yang menyatakan bahwa kreativitas dipengaruhi oleh dominasi penggunaan belahan otak kanan. Teori ini berangkat dari hasil kajian tentang fungsi-fungsi bagian otak (hemisper), baik belahan otak bagian kiri maupun belahan otak bagian kanan, dalam memproses informasi-informasi yang diterima oleh otak tersebut (McCallum and Glynn, 1973).

Belahan otak kiri berfungsi untuk memproses informasi-informasi yang berkaitan dengan verbal dan menghendaki proses berpikir secara analisis, abstrak, logis, dan operasi (kegiatan atau prosedur) yang mengandung urutan, serta mengatur kegiatan tubuh di bagian kanan. Belahan otak kanan berfungsi untuk memproses informasi-informasi yang bersifat nonverbal dan menghendaki penggunan proses berpikir secara holistik, intuitif, dan imajinatif, serta mengontrol kegiatan tubuh bagian kiri. Hasil kerja otak bagian kanan di antaranya adalah kemampuan untuk menciptakan hal-hal yang baru, misalnya musik dengan warna baru atau karya lukis dengan aliran baru.

Pada hakikatnya, kedua belahan otak ini saling bekerja sama dalam memproses informasi-informasi yang diterima oleh otak karena kedua belahan otak ini berhubungan melalui syaraf-syaraf yang terdapat dalam corpas callosum. Akan tetapi, yang membedakan fungsi otak sebelah kiri dan kanan adalah cara-cara yang digunakan dalam mengolah dan menyelesaikan tugas–tugas yang harus dilakukan oleh kedua fungsi otak tersebut.

Bertitik-tolak dari fungsi khusus belahan otak tersebut, maka seseorang yang kreatif, lebih dominan menggunakan belahan otak bagian kanan dibandingkan dengan belahan otak bagian kiri. Sebaliknya, individu yang berpikir secara logis dan rasional menggunakan fungsi otak bagian kiri lebih dominan dibandingkan dengan belahan otak bagian kanan.

Pembelajaran Kreatif Imajinatif mengembangkan potensi otak kanan dan otak kiri secara seimbang. Hal ini tertuang pada model yang tersaji. Potensi otak kiri dikembangkan dengan pengoptimalan kecerdasan intelektual, ranah kognisi, dan ranah psikomotor. Potensi otak kanan dikembangkan dengan pengoptimalan kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional, dan ranah afeksi. Kesemua aspek tersebut diseimbangkan dengan pembekalan nilai-nilai Al Islam, yaitu akidah, ibadah, dan muamalah.

Kurikulum yang diterapkan pada pengembangan kedua potensi tersebut disesuaikan dengan psikologi perkembangan anak hingga mencapai usia 15 tahun. Pada usia 0—3 tahun, anak dibina untuk mendapatkan pengenalan. Pada usia 3—6 tahun, potensi anak lebih dikembangkan dan mulai diajak menapaki area sosialisasi. Kemampuan penalaran dan keterampilan anak dioptimalkan pada usia 6—12 tahun. Menginjak dewasa, pada usia 12—15 tahun, anak dibina untuk melakukan pematangan dan diarahkan untuk dapat menjadi seorang pemimpin. Kreativitas sebagai ciri seorang manusia unggul tidak luput dari perhatian Pembelajaran Kreatif Imajinatif. Potensi anak untuk berakhlak mulia, cerdas, dan kreatif imajinatif makin dimantapkan dengan kreativitas yang ber-Imajinasi Ilahiah.

Menggunakan Seluruh Otak Anda



Otak merupakan aset terbesar yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia. Namun dari hasil penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan ternyata kapasitas otak yang dipergunakan oleh manusia hanya maksimal 10%. Banyak penelitian dilakukan selama beberapa dasawarsa terakhir tentang apa yang disebut teori dominansi otak. Temuan-temuan tersebut pada dasarnya menunjukkan bahwa masing-masing belahan otak-kiri dan kanan-cenderung berspesialisasi dan melakukan fungsi-fungsi yang berbeda, mengelola jenis-jenis informasi yang berbeda, mengatasi jenis masalah yang berbeda.




Berikut adalah fungsi dari masing-masing belahan otak kiri dan kanan :




Belahan Kiri

  • Pada hakikatnya, belahan kiri melakukan bagian yang lebih logis/verbal.
  • Berkaitan dengan kata-kata
  • Pembagian hal-hal yang spesifik
  • Analisa, yang berarti menguraikan
  • Cara berpikir runtut (prosedural)
  • Terikat oleh waktu

Belahan Kanan

  • Intuititif dan Kreatif
  • Berkaitan dengan gambar-gambar
  • Hal-hal yang bersifat keseluruhan dan hubungan antar bagian
  • Sintesa, yang berarti menyatukan
  • Bebas Waktu
  • Imajinasi
  • Suara Hati

Walaupun orang menggunakan kedua belahan otaknya, salah satu sisi pada umumnya cenderung mendominasi tiap individu. Tentu saja idealnya adalah mengolah dan mengembangkan kemampuan sedemikian rupa agar mempunyai perlintasan yang baik antara kedua belahan otak tersebut sehingga orang dapat merasakan terlebih dahulu apa yang diperlukan oleh situasi dan kemudian menggunakan alat yang tepat untuk menanganinya. Akan tetapi orang cenderung untuk tetap tinggal dalam "comfort zone" dari belahan dominan mereka dan memproses tiap situasi menurut preferensi otak kanan atau kirinya.

Abrham Maslow mengemukakan, "Orang yang ahli menggunakan martil cenderung berpikir bahwa segalanya adalah paku." Ini adalah faktor lain yang mempengaruhi perbedaan persepsi dimana dua orang melihat satu masalah yang sama tetapi memberikan respon yang berbeda. Orang dengan otak kanan dan otak kiri cenderung melihat dengan cara yang berbeda.

Kita hidup dalam dunia yang terutama didominasi oleh otak kiri, dimana kata-kata dan ukuran serta logika berkuasa, sementara aspek yang lebih kreatif, intuitif, perasaan, artistik dari sifat kita sering dinomorduakan. Banyak dari kita merasa lebih sulit untuk menyadap kapasitas otak kanan kita.

Akan tetapi persoalannya adalah bahwa kita mampu melaksanakan banyak macam proses berpikir yang berbeda tetapi kita hampir tidak menyadari potensi kita tersebut. Ketika kita sadar akan kapasitas yang berbeda, secara sadar kita dapat menggunakan pikiran kita untuk memenuhi kebutuhan spesifik dengan cara yang lebih efektif.

Berdasarkan teori tentang penciptaan bahwa Everything is Created Twice (Segalanya diciptakan dua kali) yaitu :

1. Mental Creation (Created in the Mind/Penciptaan dalam Pikiran)

2. Physical Creation (Actually Created/Penciptaan secara fisik/nyata)

Sebagai contoh, apabila anda membangun sebuah rumah. Anda menciptakannya secara rinci sebelum anda menanam pasak pertama di tempatnya. Anda mencoba mendapatkan pemahaman yang sangat jelas tentang rumah seperti apa yang anda kehendaki. Jika Anda menginginkan sebuah rumah yang berorentiasi kepada keluarga, maka anda akan merancang untuk menempatkan ruang keluarga sebagai tempat berkumpul. Anda merencanakan pintu sorong dan pekarangan di belakang rumah tempat anak-anak bermain. Anda bekerja dengan gagasan. Anda bekerja dengan pikiran anda sehingga anda mendapatkan gambaran yang jelas tentang apa yang anda ingin bangun.

Kemudian anda menuangkannya menjadi cetak biru dan mengembangkan rencana konstruksi. Semua ini dikerjakan sebelum tanahnya disentuh. Jika tidak, maka dalam penciptaan kedua, penciptaan secara nyata, anda akan terpaksa membuat perubahan mahal yang mungkin melipatduakan biaya pembangunan rumah anda.

Jika kita menggunakan teori dominansi otak sebagai model, jelaslah bahwa kualitas dari penciptaan pertama kita sangat dipengaruhi oleh kemampuan kita menggunakan otak kanan kita yang kreatif. Semakin kita dapat memanfaatkan kapasitas otak kanan kita, semakin lengkap kita melakukan visualisasi, melakukan sintesa, melampaui waktu dan keadaan sekarang, memproyeksikan keseluruhan gambar dari apa yang kita ingin kerjakan dan cita-cita kita nantinya.

Untuk dapat memaksimalkan otak kanan, dapat kita lakukan dengan dua hal dibawah ini:

1. Meluaskan Perspektif

Kadang kita terlempar keluar dari lingkungan dan pola pikir otak kiri kita dan masuk ke dalam otak kanan melalui pengalaman yang tidak direncanakan. Kematian orang yang dikasihi, penyakit parah, atau musibah besar dapat menyebabkan kita mundur, memperhatikan kehidupan kita, dan mengajukan beberapa pertanyaan sulit pada diri sendiri: "Apa yang sebenarnya penting? Mengapa saya mengerjakan yang sedang saya kerjakan?".

Namun, apabila kita sadar bahwa kita bisa mengendalikan dan memilih terhadap apa yang kita pikirkan atau kita inginkan terjadi dalam hidup kita maka untuk meluaskan perspektif tidak harus menunggu orang lain atau peristiwa yang datang kepada kita tetapi kita bisa menciptakan sendiri pengalaman yang dapat meluaskan perspektif kita.

2. Visualisasi dan Afirmasi

Segala informasi yang masuk ke otak kita ternyata akan dibaca oleh otak kita menjadi gambar-gambar. Karena itu sangat penting untuk melakukan visualisasi terhadap kehidupan kita. Kita bisa menggambarkan kehidupan seperti apa yang kita inginkan 5 tahun kedepan bahkan 10 atau 20 tahun kedepan. Dan dengan visualisasi akan mengasah kemampuan otak kanan kita sehingga semakin maksimal.

Afirmasi atau penegasan juga sangat penting dilakukan karena afirmasi juga akan mengantarkan kita pada seperti apa diri kita dalam kehidupan dalam peran kita dalam keluarga, pekerjaan dan masyarakat atau sosial. Dengan melakukan afirmasi akan merangsang otak kanan untuk membacanya dalam bentuk gambar sehingga otak kananpun akan semakin maksimal berfungsi sehingga pada akhirnya akan terjadi keseimbangan dalam menggunakan seluruh otak kita.





Copyright © Internal Medicine

Tidak ada komentar: