Selasa, 29 Juli 2008

TUGAS 4 PSIKOLOGI SP

1.Berikan contoh Kasus anarkisme yang dilakukan remaja sebagai refleksi lemahnya pengendalian emosi dan gejolak usia perkembangan ?

Masa remaja adalah suatu periode peralihan dari masa kanak-kanak sampai masa dewasa. Masa ini berlangsung dari umur15,0 /16,0 sampai umur 21,0 atau berlangsung dari saat individu matang secara seksual sampai mencapai uisa matang secara hukum. Ini berarti anak-anak masa ini harus meninggalkan sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan dan juga harus mempelajari sikap dan pola perilaku yang baru sebagai pengganti perilaku dan sikap yang ditingalkan. Akibat dari sikap peralihan remaja ini, remaja bersikap ambivalensi yaitu di satu pihak ingin dilakukan sebagai orang dewasa, tidak ingin diperintah, tetapi dipihak lain segala kebutuhannya masih minta dipenuhi seperti halnya pada anak-anak. Pada uisa ini terdapat perubahan yang bersifat universal, yaitu salah satunya meningkatnya emosi. Emosi ini tergantung intensitetnya pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi. Setiap periode perkembangan mempunyai masalah-masalahnya sendiri-sendiri, namun masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi oleh si remaja tersebut. Hal ini disebabkan karena para remaja merasa dirinya mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri, menolak bantuan orang tua dan guru. Padahal mereka sendiri juga kurang berkemampuan untuk mengatasi masalahnya menurut cara yang mereka yakini. Hingga pada akhirnya para remaja mengalami kesulitan dalam mengatasi masalah yang dihadapinya. Masalah dalam remaja banyak sekali macamnya diantarnya : masalah individuasi, regulasi dan integrasi. Kesulitan remaja dalam mengatsi masalah individuasi yaitu kesulitan dalam mewujudkan dirinya sebagai seorang yang dewasa yang disebabkan karena sikapnya yang ambivalensi.[1] Seperti contoh para remaja yang saat ini mulai bermunculan membuat satu kelompok berupa geng motor yang hingga akhirnya tidak diterima oleh masyarakat karena geng ini meresahkan masyarakat. Masyarakat merasa tidak nyaman karena geng ini membuat keributan dan kericuhan di jalan raya seperti yang kita saksikan di daerah Bandung melalui stasiun TV .Masalah remaja juga terdapat pada masalah kesulitan regulasi. Hal ini disebabkan karena ketidakmampuan para remaja dalam menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang sangat pesat di bidang fisik dan seksualnya. Seperti yang kita lihat para remja melakukan tawuran antar sekolah yang mengakibatkan kerugian pada orang lain, kendaraan umum seperti bis yang kacanya pecah karena terkena lemparan batu dan jugan mengancam nyawa.Hal ini dilakukan karena pada usia ini mereka merasa mempunyai kekuatan yang lebih dan berani melaukukan hal tersebut. Remaja juga mengalami kesulitan dalam Intergrasi, hal ini disebabkan oleh kesulitan remaja dalam menyesuaikan dan mengintergrasikan norma-norma sikap dan perilakunya dengan norma setandar yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku ini dapat dilihat dalam contoh minum-minuman keras dan memakai narkoba yang berujung pada timbulnya perkelahian dan pembunuhan. Hal ini terjadi karena remaja tersebut melakukan pemalakan, pencurian, penjambretan, pemerkosaan untuk memenuhi kebutuhan obat tersebut dikarenakan ia tidak mempunyai uang, sehingga ia melakukan hal tersebut. Dengan demikian pengendalian emosi sangat berpebngaruh terhadap perkembangan remaja guna mencapai masa depan yang baik.

2.Akhir-akhir ini banyak dilansir dalam media, kenakalan dan kekerasan di kalangan remaja putri. Berikan komentar anda?

Kekerasan dan kenakalan di kalangan remaja putrid yang dilansir dalam media saat-saat ini disebabkan karena hawa nafsu terhadap emosi yang ditujukan kepada lawannya guna mencari identitas diri. dalam satu kelompok. Golongan nafsu ini salah satunya dapat berupa merusak dan berkelahi. Nafsu atau dorongan itu terdapat pada semua orang dan memiliki intensitas yang berbeda-beda. Nafsu dapat timbul jika terdapat suatu perasaan yang kuat dalam diri manusia, seperi halnya dalam kasus ini. Dalam kasus ini nafsu tersebut timbul karena diantara kedua belah pihak berusaha untuk mempertahankan geng yang telah mereka buat terhadap kelompoknya masing-masing Dengan mempetahankan gengnya masing-masing sehingga kedua belah pihak melakukan hal-hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Karena hawa nafsu sehingga berakhir pada perkelahian diantara dua kelompok tersebut. Hawa nafsu dapat disamakan sebagai kecendrungan yang kuat dan dapat menyingkirkan keinginan-keinginan lain, karena hawa nafsu dapat menyingkirkan semua pertimbangan akal dan perinagtan hati nurani serta dapat menyingkirkan hasrat lainnya[2]. Dalam kasus ini juga terdapat motif-motif yang membuat mereka melakukan hal demikian. Dengan adanya tujuan tertentu yang akan dicapai sehingga muncullah motif-motif yang mempengaruhi terjadinya pertentangan diantara mereka.Diantara motif-motif yang membuat mereka berbuat demikian antara lain yang diakui sebagai geng yang kuat, mencari perhatian dan mencari identitas diri. Identitas diri yang dicari oleh para renaja menurut Erikson yaitu berupa usaha untuk memperoleh kejelasan mengenai siapa dirirnya dan apa perananya dalam masyarakat. Dengan demikian, kejadian tersebut dapat dikatakan bahwa masa remaja merupakan usia yang menimbulkan ketakutan dan masa yang tidak realisitik. Masa remaja disebut tidak realisti karena remaja cendrung untuk memndang kehidupan atau melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagi mana yang ia inginkan dan bukan sebgaimana adanya.



[1] Alisuf sobri, psikologi umum, hal 160

[2] Ibid, hal 161

Tidak ada komentar: